Potret Pendidikan Flores |
Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas (SMA), STM, SMK,
biasanya para pemuda dan pemudi Flores kebingungan untuk mencari kampus yang
cocok untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi. Dalam
menentukkan kampus yang cocok untuk sang anak, orang tua sangat berperan
penting didalamnya. Tipikal orang tua yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya juga bisa mempengaruhi semangat sang anak. Ada tipe orang tua yang
mengatakan:”Anak, kau harus kuliah dikampus ini, karena bapak dengar dari bapak
punya teman, kalau kampus ini bagus”. Dan sang anak pun menjawab:
”Eh, tidak bisa bapak, saya tidak mau, saya mau ikut
dengan saya punya teman, supaya kami bisa sama-sama”. Lalu sang Bapak pun berkata
dengan suara yang keras: “Kalau kau tidak mau ikut bapak punya mau, kau kerja
kebun saja!” Sang anak pun terdiam, tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari
bibirnya.
Dari ulasan tersebut, bisa disimpulkan, bahwa sang bapak
merupakan tipe orang tua yang keras. Begitu pun sebaliknya, ada tipikal orang
tua yang menuruti kemauan sang anak. Tipe orang tua yang keras dan tipe orang
tua yang menuruti kemauan sang anak, keduanya sama-sama baik. Setiap orang tua
pasti mempunyai latar belakang dan rencana yang terbaik bagi masa depan anak-anaknya. Bagi
para pemuda dan pemudi Flores yang akan melanjutkan pendidikan ke tingkat
perguruan tinggi, janganlah anda melawan pada orang tua anda. Karena, sekali
pun orang tua kita salah, mereka akan selalu benar, karena pakian dalam kita
saja masih dibelikkan oleh mereka. Memang tidak mudah bagi sang anak untuk
memahami cara untuk menghargai orang tuanya, semua itu butuh proses yang
panjang. Sang anak bisa menyadari kesalahannya pada orang tua, ketika ia sudah
mulai belajar bagaimana cara untuk hidup. Makan urus sendiri, sakit rawat diri
sendiri, ada masalah pun diselesaikan sendiri tanpa ada campur tangan orang
tua.
Ketika sang anak sudah mengalami semuanya itu, barulah ia
sadar bahwa ternyata apa yang telah orang tua lakukan padanya merupakan hal
terbaik yang pernah ia alami selama hidupnya. Bapak dan Mama kita merupakan
kedua insan yang paling menyayangi kita di muka bumi ini. Bapak yang berjiwa
keras dan mama yang selalu mengusap air mata kita, ketika bapak tak sengaja
berkata keras dan menyakiti hati kita merupakan orang yang paling memahami kita
sejak kecil sampai kita seusia sekarang. Jadi, turuti saja keputusan yang
diberikan oleh orang tua, karena itu merupakan keputusan yang terbaik bagi masa
depan kita.
Jika mau diukur dari segi Sumber Daya Manusia (SDM),
masyarakat Flores tergolong memiliki kualitas SDM yang rendah. Sehingga, dengan
kualitas SDM yang rendah membuat perkembangan ekonomi kabupaten-kabupaten yang
ada di pulau Flores terkesan melambat setiap tahunnya. Oleh karena itu, agar
dapat membantu pemerintah kita, kita sebagai masyarakat Flores, dalam hal ini
bapak dan mama dari pemuda dan pemudi Flores perlu meningkatkan kesadaran untuk
memperhatikan pendidikan anak masing-masing.
Tingkat ekonomi yang pas-pasan bukan menjadi alasan untuk
tidak menyekolahkan sang anak. Jika sang anak memiliki kualitas otak yang baik,
mengapa tingkat pendidikan sang anak hanya berhenti di tingkat SMA saja, hanya
karena alasan ekonomi? Sangat disayangkan, kebiasaan ini perlu diperbaiki.
Jangan biarkan pemuda Flores hanya menjadi tukang ojek dan pemudi Flores
hanya menjadi penjaga dapur selama
hidupnya. Apabila bapak dan mama memiliki ekonomi pas-pasan, jangan putus asa,
sang anak harus tetap melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Pasti
selalu ada solusi dari semua masalah yang dialami. Sebab, sebagai contohnya di
Negara kita ini, ada beberapa pemulung yang mampu menyekolahkan anaknya hingga
tingkat S2. Kisah ini hendaknya menjadi motivasi dan dorongan bagi kita semua
sebagai masyarakat Flores. Tanah kita, tanah Flores, memiliki Sumber Daya Alam
yang sangat melimpah. Mengapa kita harus miskin? Apakah pisang hanya sebatas
dijual kepada penjual gorengan di pasar? Apakah kelapa hanya sebatas menjadi
kopra yang dijual di pasar dengan harga yang sangat murah? Tidak, mari kita
lihat kreatifitas masyarakat-masyarakat di Kota lain. Mereka
hanya bermodalkan telur ayam ras sepuluh
butir seharga Rp. 15.000, namun mereka mampu
mengolahnya menjadi telur gulung dengan beraneka rasa, dan menjualnya dalam
waktu 2 jam, dan mampu mendapatkan penghasilan Rp.200.000. Apa maksud dari
ulasan ini? Maksudnya adalah bahwa, sebenarnya pisang yang telah kita tanam,
harus bisa menjadi kripik pisang beraneka rasa yang telah dikemas dan memiliki
label serta di ekspor ke Kabupaten/Kota lain, baik didaratan Flores maupun ke
Kabupaten/Kota di luar Flores. Begitu pun juga dengan kelapa, buah kelapa atau
kopra yang dijual di pasar sebenarnya bisa diubah menjadi minyak kelapa dengan
olahan tradisional yang dikemas dan memiliki label serta diekspor ke berbagai
Kabupaten/Kota di Indonesia. Jika hal ini diterapkan, dijamin kehidupan
masyarakat Flores akan sejahtera. Jangan salahkan pemerintah, mereka hanya
sebagai fasilitator. Sekarang bukan zaman untuk mencari pekerjaan, namun
sekarang adalah zaman untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Pada dasarnya, jika kita memiliki keterampilan dan
kemampuan yang baik, yaitu yang didapatkan dari proses belajar dari tingkat
Sekolah Dasar (SD) sampai pada tingkat Perguruan Tinggi (PT), setidaknya kita
bisa menjadi komandan atau pemimpin. Namun, apabila kita tidak sekolah di zaman
ini, kita akan menjadi budak dari mereka yang sekolah. Sekarang pilih yang
mana? Sekolah atau tidak sekolah? Jika ingin tetap bertahan hidup dizaman
modern ini yang memiliki tingkat persaingan yang sangat ketat, pastinya kita
harus
sekolah.
Sekarang hal yang perlu kita lakukan bersama-sama untuk
memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan selama ini adalah dengan tidak
membiarkan pemuda dan pemudi Flores sebagai generasi penerus bangsa menjadi
anggota baru dalam zona kemiskinan di
pulau Flores. Ubahlah cita-cita anak
kita yang sebelumnya ingin menjadi petani, sopir dan ojek menjadi pemimpin sebuah perusahaan. Buanglah rasa
iri hati yang selalu memanfaatkan ilmu hitam, namun jadikanlah rasa iri hati
itu sebagai kekuatan positif yang membuat kita bekerja lebih keras lagi agar
bisa menyekolahkan sang anak. Semua kerja keras itu pasti akan terbayar mahal.
Jadi, apapun yang terjadi, jangalah takut untuk berjuang. Jangan pernah
berkata: “eh, beli minyak tanah saja setengah mati, bagaimana mau kasih sekolah
anak”. Walaupun susah untuk membeli minyak tanah, tetaplah beli minyak tanah
itu, akan tetapi jangan dipakai untuk merebus air minum, pakailah minyak tanah
itu untuk menggoreng ikan yang sangat enak, dan taruhlah sebuah meja di sudut
pasar untuk menjual ikan itu. Pasti ada yang membeli, sebab itu adalah makanan
bukan kotoran.
Penulis @Inosensius Panda Dora
Note :
1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM
Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi
Regards,
Flores Post