Lebih jauhnya begini. Jika kamu membenci orang karena dia tidak bisa
membaca al-Qur’an, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi
al-Qur’an. Jika kamu memusuhi orang yang berbeda Agama dengan kamu,
berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi Agama. Jika kamu
menjauhi orang yang melanggar moral, berarti yang kamu pertuhankan bukan
Allah, tapi moral. Pertuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Dan
pembuktian bahwa kamu mempertuhankan Allah, kamu harus menerima semua
makhluk. Karena begitulah Allah.”
Betapa luar biasa Abdurrahman Wahid, Gus Dur kita ini! Seorang nasionalis Indonesia seratus persen, dengan wawasan kemanusiaan universal. Seorang tokoh Muslim yang sekaligus pluralis dan melindungi umat- umat beragama lain. Enteng-enteng saja dalam segala situasi, tetapi selalu berbobot; acuh-tak acuh, tetapi tak habis peduli dengan nasib bangsanya.
Beliau menginginkan semua orang di Indonesia memperoleh haknya, hak beribadah. Beliau sangat memerhatikan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Betapa luar biasa Abdurrahman Wahid, Gus Dur kita ini! Seorang nasionalis Indonesia seratus persen, dengan wawasan kemanusiaan universal. Seorang tokoh Muslim yang sekaligus pluralis dan melindungi umat- umat beragama lain. Enteng-enteng saja dalam segala situasi, tetapi selalu berbobot; acuh-tak acuh, tetapi tak habis peduli dengan nasib bangsanya.
Beliau menginginkan semua orang di Indonesia memperoleh haknya, hak beribadah. Beliau sangat memerhatikan kerukunan umat beragama di Indonesia.