RADIASI MATAHARI, SUMBER ENERGI MASA DEPAN YANG BELUM DIMAKSIMALKAN

Diposting oleh On 16.01

Pasang Iklan
Flores Post - Kehidupan kita sehari-hari sangat lekat dengan istilah energi. Berbagai sektor kehidupan seperti industri, transportasi, dan rumah tangga sebagian besar masih menggunakan energi dari  bahan bakar fosil, minyak bumi, dan gas alam yang mana ketersidiaannya terbatas. 

Exploitasi secara terus menerus dan dalam jumlah besar tentunya akan menjadi masalah dikemudian hari. Sebagai alternatif, sudah saatnya beralih ke sumber energi terbesar di tatasurya kita yaitu energi matahari. 


Energi yang berasal dari matahari sampai ke permukaan bumi dalam bentuk radiasi elektromagnetik, yang dapat dilihat sebagai cahaya dan dirasakan sebagai panas. Bentuk energi sendiri secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu energi kinetik dan energi potensial. Pancaran radiasi matahari dapat membangkitkan terjadinya energi kinetik misalnya angin dimana angin dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik; serta energi potensial seperti saat terjadinya hujan. Hujan mampu memindahkan air dari daratan rendah menuju daratan tinggi sehingga aliran air di permukaan bumi dari hulu ke hilir dapat dimanfaatkan juga sebagai pembangkit tenaga listrik.



Secara umum pancaran radiasi elektromagnetik matahari yang menuju permukaan bumi akan mengalami 4 perlakuan yaitu diserap, dipancarkan, dipantulkan dan dihamburkan. Rata-rata, hanya sekitar 50% dari energi matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Sekitar 30% dipantulkan kembali oleh awan, atmosfer, daratan, dan lautan. Sisanya sekitar 20% akan diserap oleh awan dan gas di atmosfer. Seluruh dunia menerima sekitar 174 milyar megawatt energi dari matahari setiap tahunnya. Sebagai gambaran bahwa 1 milyar megawatt cukup digunakan untuk menggerakkan kota besar sekelas New York dalam waktu lebih dari 1 dekade. Dapat kita bayangkan bagaimana energi dari radiasi matahari ini mampu memenuhi kebutuhan energi di seluruh dunia termasuk Indonesia. 


Indonesia sebagai negara berkembang, membutuhkan pasokan energi dalam mensuksekan program pembangunan. Terkait dengan sumber energi dari matahari, jika ditinjau dari gerak semu tahunan matahari, peredaran semu tahunan matahari terjadi pada 23.5°LU - 23.5°LS dimana kondisi tersebut memastikan wilayah Indonesia yang terletak pada posisi 6°LU - 11°LS akan mendapatkan pancaran radiasi matahari hampir sepanjang tahun.



Dengan sumber energi yang tersedia sepanjang tahun tersebut sudah seharusnya masyarakat Indonesia dapat beralih ke sumber energi alternatif ini.

Pemanfaatan energi matahari dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu yang pertama adalah energi dari cahaya matahari secara langsgung dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan sel fotovoltaic; yang kedua yaitu energi yang dikembangkan dari panas matahari dimana digunakan sejumlah besar cermin  cekung ukuran besar untuk mengintensifkan panas dari matahari kemudian panas inilah yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap yang nantinya dapat menggerakkan turbin sehingga dapat menghasilkan energi listrik.


Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang cukup besar untuk pemanfaatan sumber energi terbarukan. Sebagaimana dikutip dari wawancara flobamora.net dengan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTT pada 17 Mei 2016, kondisi kelistrikan NTT sendiri pada tahun 2016 total keseluruhan daya 148,04 Mega Watt dengan cadangan 6,59 Mega Watt. Akan tetapi ada enam sistem pembangkit listrik yang mengalami defisit daya salah satunya adalah Kota Maumere.


Terkait dengan sumber daya terbarukan dari energi matahari, berdasarkan data 11 tahun (2005-2015) dari BMKG Maumere, rata-rata energi matahari yang terima wilayah Maumere cukup besar. Dari total 8 jam matahari bersinar selama 1 hari, rata-rata tiap bulan dalam 11 tahun menunjukan nilai di atas 50%. Khusus bulan-bulan musim kemarau, rata-rata penyinaran matahari adalah 6 jam/hari. Bahkan pada bulan September, rata-rata 11 tahun menunjukan matahari bersinar sepanjang hari. 


Melihat potensi Maumere yang cukup besar untuk energi matahari, tentunya akan sangat disayangkan jika pemerintah belum memberikan perhatian lebih dalam pengembangan sistem energi ini. Padahal penggunaan energi matahari (energi surya) memiliki potensi yang sangat besar karena sumbernya yang terus menerus ada dan melimpah. Selain itu ini bisa menjadi investasi jangka panjang meskipun modal pengembangan awalnya cukup besar serta pemanfaatan energi ini dapat menurangi emisi karbon berbahaya sehingga sangat ramah lingkungan.



Oleh : PANDE PUTU HADI WIGUNA

5 tahun pernah bekerja di kantor BMKG Maumere (2009-2014) sebelum pindah tugas ke Bali pada akhir tahun 2014. Sekarang sedang melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofiska Jakarta.


.
Pasang Iklan .
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »