Flores Post - Kehidupan kita sehari-hari sangat
lekat dengan istilah energi. Berbagai sektor kehidupan seperti industri,
transportasi, dan rumah tangga sebagian besar masih menggunakan energi dari bahan bakar fosil, minyak bumi, dan gas alam
yang mana ketersidiaannya terbatas.
Exploitasi secara terus menerus dan dalam
jumlah besar tentunya akan menjadi masalah dikemudian hari. Sebagai alternatif,
sudah saatnya beralih ke sumber energi terbesar di tatasurya kita yaitu energi
matahari.
Energi yang berasal dari matahari
sampai ke permukaan bumi dalam bentuk radiasi elektromagnetik, yang dapat
dilihat sebagai cahaya dan dirasakan sebagai panas. Bentuk energi sendiri
secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu energi kinetik dan energi
potensial. Pancaran radiasi matahari dapat membangkitkan terjadinya energi
kinetik misalnya angin dimana angin dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik; serta energi potensial seperti saat terjadinya hujan. Hujan mampu
memindahkan air dari daratan rendah menuju daratan tinggi sehingga aliran air
di permukaan bumi dari hulu ke hilir dapat dimanfaatkan juga sebagai pembangkit
tenaga listrik.
Secara umum pancaran radiasi elektromagnetik
matahari yang menuju permukaan bumi akan mengalami 4 perlakuan yaitu diserap,
dipancarkan, dipantulkan dan dihamburkan. Rata-rata, hanya sekitar 50% dari
energi matahari yang diserap oleh permukaan bumi. Sekitar 30% dipantulkan
kembali oleh awan, atmosfer, daratan, dan lautan. Sisanya sekitar 20% akan
diserap oleh awan dan gas di atmosfer. Seluruh dunia menerima sekitar 174
milyar megawatt energi dari matahari setiap tahunnya. Sebagai gambaran bahwa 1
milyar megawatt cukup digunakan untuk menggerakkan kota besar sekelas New York
dalam waktu lebih dari 1 dekade. Dapat kita bayangkan bagaimana energi dari
radiasi matahari ini mampu memenuhi kebutuhan energi di seluruh dunia termasuk
Indonesia.
Indonesia sebagai negara
berkembang, membutuhkan pasokan energi dalam mensuksekan program pembangunan.
Terkait dengan sumber energi dari matahari, jika ditinjau dari gerak semu
tahunan matahari, peredaran semu tahunan matahari terjadi pada 23.5°LU - 23.5°LS dimana kondisi tersebut memastikan wilayah Indonesia yang
terletak pada posisi 6°LU -
11°LS akan mendapatkan pancaran
radiasi matahari hampir sepanjang tahun.
Dengan sumber energi yang
tersedia sepanjang tahun tersebut sudah seharusnya masyarakat Indonesia dapat
beralih ke sumber energi alternatif ini.
Pemanfaatan energi matahari dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu yang pertama adalah energi dari cahaya matahari
secara langsgung dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan sel fotovoltaic; yang kedua yaitu energi
yang dikembangkan dari panas matahari dimana digunakan sejumlah besar cermin cekung ukuran besar untuk mengintensifkan
panas dari matahari kemudian panas inilah yang digunakan untuk mengubah air
menjadi uap yang nantinya dapat menggerakkan turbin sehingga dapat menghasilkan
energi listrik.
Nusa Tenggara Timur (NTT)
memiliki potensi yang cukup besar untuk pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Sebagaimana dikutip dari wawancara flobamora.net dengan Kepala Dinas
Pertambangan dan Energi NTT pada 17 Mei 2016, kondisi kelistrikan NTT sendiri
pada tahun 2016 total keseluruhan daya 148,04 Mega Watt dengan cadangan 6,59
Mega Watt. Akan tetapi ada enam sistem pembangkit listrik yang mengalami
defisit daya salah satunya adalah Kota Maumere.
Terkait dengan sumber daya
terbarukan dari energi matahari, berdasarkan data 11 tahun (2005-2015) dari BMKG
Maumere, rata-rata energi matahari yang terima wilayah Maumere cukup besar.
Dari total 8 jam matahari bersinar selama 1 hari, rata-rata tiap bulan dalam 11
tahun menunjukan nilai di atas 50%. Khusus bulan-bulan musim kemarau, rata-rata
penyinaran matahari adalah 6 jam/hari. Bahkan pada bulan September, rata-rata
11 tahun menunjukan matahari bersinar sepanjang hari.
Melihat potensi Maumere yang
cukup besar untuk energi matahari, tentunya akan sangat disayangkan jika pemerintah
belum memberikan perhatian lebih dalam pengembangan sistem energi ini. Padahal
penggunaan energi matahari (energi surya) memiliki potensi yang sangat besar
karena sumbernya yang terus menerus ada dan melimpah. Selain itu ini bisa
menjadi investasi jangka panjang meskipun modal pengembangan awalnya cukup
besar serta pemanfaatan energi ini dapat menurangi emisi karbon berbahaya
sehingga sangat ramah lingkungan.
Oleh : PANDE PUTU HADI WIGUNA
5 tahun pernah bekerja di kantor
BMKG Maumere (2009-2014) sebelum pindah tugas ke Bali pada akhir tahun 2014.
Sekarang sedang melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan
Geofiska Jakarta.