Mengundurkan diri karena tak mampu, Patut Ditiru

Diposting oleh On 21.50 with No comments

Pasang Iklan
Flores News Online--BERITA mengejutkan datang dari Mbay, Ibu kota Kabupaten Nagekeo. Kepala Dinas Kesehatan setempat, drg. Martha NR Lamanepa, dikabarkan mengajukan surat pengunduran diri dari jabatannya kepada Bupati Drs. Johanes Samping Aoh.

Meski alasan mengajukan surat pengunduran dirinya masih misteri karena Lamanepa masih ‘tutup mulut’, namun kabar ini terdengar cukup aneh sekaligus mengagumkan. Aneh karena keputusan mengundurkan diri dari jabatan itu merupakan keputusan yang tak lazim.
Bahkan justru yang paling sering terjadi dan terdengar adalah orang berebutan atau berlomba-lomba berusaha untuk mendapatkan jabatan. Sedangkan mengagumkan karena mengundurkan diri merupakan keputusan yang berani dan bernuansa wibawa, menunjukkan sikap gentleman dari seseorang yang justru tidak pernah bahkan jarang terjadi.

Di Indonesia umumnya dan NTT khususnya, pejabat yang mengambil sikap mengundurkan diri dari jabatan merupakan sesuatu sikap yang tidak lazim terjadi. Kalau pun ada, jumlahnya tidak seberapa. Rasionya jauh berbeda dengan orang yang berusaha mengejar jabatan dan mempertahankannya.
Secara umum, ada beberapa sebab mengapa seseorang berani mengambil keputusan yang kontroversial itu, termasuk keputusan mengundurkan diri dari jabatan.
Pertama, orang mengundurkan diri atau menolak jabatan itu karena menilai jabatan yang diberikan kepadanya dinilai tidak cocok baginya atau jabatan yang kurang diminati. Makna tidak cocok dan tidak diminati dalam konteks ini ialah karena jabatan yang ditempati masuk kategori ‘lahan kering’ menurut istilah yang lazim terdengar di birokrasi pemerintahan.
Lahan kering itu identik dengan tempat yang kurang menghasilkan uang, atau kurang bahkan tidak ada proyeknya.
Kedua, orang menolak jabatan yang diberikan kepadanya karena jabatan yang diberikan tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
Tapi untuk alasan ini biasanya tidak begitu banyak, karena adanya orientasi yang penting dapat jabatan walaupun tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
Ketiga, alasan mengundurkan diri dari jabatan karena sering mendapat tekanan dari atasan. Seringnya mendapat tekanan membuat seseorang merasa tidak aman dan tidak nyaman dalam melaksanakan tugas.
Jika rasa tidak aman dan tidak nyaman itu terus terjadi dan bergejolak dalam diri seorang pejabat, maka berapa pun banyak gaji dan tunjangan yang diterimanya ia tidak akan merasa aman dan nyaman, tidak akan merasa tenteram. Ibarat nasi terasa sekam. Untuk melepaskan diri dari kungkungan perasaan itu maka pilihan paling tepat yang harus dilakukan ialah melepaskan diri dari sistem, yakni dengan mengundurkan diri dari jabatan.

Dalam konteks pengajuan surat pengunduran diri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, kita tidak tahu apakah pengunduran diri dari jabatan itu karena yang bersangkutan tersandung dengan salah satu dari tiga persoalan yang disebutkan di atas, atau karena ketiga-tiganya.

Jika alasan pertama menjadi penyebabnya maka sangat tidak mungkin, karena dinas kesehatan di kalangan lingkungan birokrasi pemerintahan masuk dalam kategori ‘lahan basah’ bukan ‘lahan kering’. Begitu pun alasan kedua. Jika pengunduran diri karena merasa disiplin ilmu yang tidak sesuai maka juga tidak mungkin karena Lamanepa berlatar belakang pendidikan dokter, walaupun dokter gigi.

Jawaban yang paling mungkin adalah alasan ketiga karena mendapat tekanan dari atasan. Tapi jawaban ini juga perlu ditelusuri lebih jauh, diuji terus menerus, apakah Lamanepa selama ini atau sebelumnya pernah bermasalah dengan atasannya atau bagaimana. Jika ada, masalah terkait apa dan sebagainya.
Pertanyaan demi pertanyaan harus terus bermunculan dan terus diuji kebenarannya.
Namun, jika informasi yang beredar di Mbay bahwa Lamanepa mengajukan surat pengunduran diri karena menyadari bahwa pencapaian kinerja dinas yang dipimpinnya rendah, maka sikap yang ditunjukkan Lamanepa patut diapresiasi dan patut ditiru.
Mengapa harus diapresiasi dan ditiru, karena Lamanepa telah menunjukkan sikap gentleman kepada para pejabat lain dan masyarakat di daerah ini bahwa kalau tidak mampu harus mengundurkan diri. Sikap yang ditunjukkan Lamanepa sangat jarang terjadi di antara para pejabat di lingkungan birokrasi pemerintahan di daerah ini.
Di Indonesia dan NTT khususnya, sebetulnya banyak pejabat yang tidak berprestasi, namun tidak gentle dan tidak mau mengakui kekurangannya apalagi mengundurkan diri, hanya karena berorientasi terus menduduki jabatan dan mendapatkan uang dan fasilitas dari jabatan yang dimiliki itu. *

poskupang
.
Pasang Iklan .
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Note :

1. Berikan komentar Anda yang sesuai dengan isi artikel
2. Berkomentarlah dengan bijak
3. Mohon untuk tidak melakukan SPAM

Semoga Jaringan kita terus terjalin dengan saling berbagi informasi

Regards,
Flores Post